PENGARUH
DASA DARMA PRAMUKA TERHADAP PENDIDIKAN MORAL ANAK
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepramukaan
Dosen Pengampu:
Dr. Pradjojo, S.Pd., M.Pd.
oleh
Arni Nuryana
12120327
4G
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Secara filosofis, pendidikan dapat dipandang sebagai
proses memanusiakan manusia lewat pembudayaan atau proses homanisasi dan
humanisasi. Proses tersebut terwujud dalam memdidik dan dididik.
Pendidikan harus telaah secara alamiah, bersifat kritis, metodis, dan
sistematis. Secara psikologis, pendidikan adalah proses pendewasan anak muda
oleh orang dewasa yang susila. Pendewasaan tersebut terlaksana dalam bentuk lahir (pertumbuhan fisik) maupun
batin(perkembangan mental).
Moral atau dalam kata lain disebut kesusilaan adalah
keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Jadi pendidikan moral
ditujukan untuk memagari manusia dari melakukan perbuatan yang buruk yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang ada baik itu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Dalam kurun satu dekade ini, bangsa Indonesia
mengalami kemunduran moral yang sangat hebat, ditandai dengan tingginya angka freesex
atau seks bebas di kalangan remaja, maraknya penggunaan obat-obatan
terlarang, seringnya terjadi bentrokan antar warga, antar pelajar, mahasiswa
dengan aparat, dan lainnya yang biasanya didasari hal-hal sepele, semakin
banyaknya kasus korupsi yang terungkap ke permukaan juga menunjukan degradasi
moral tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa, tetapi juga terjadi
pada para pejabat yang seharusnya menjadi pengayom dan teladan bagi warganya.
Pendidikan berkarakter moral adalah kunci untuk perbaikan
sosial dan kemajuan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai
dan kemanusiaan. Harapan dari pendidikan berkarakter moral adalah tercapainya
keseimbangan antara pengetahuan dan moral. Model pendidikan moral adalah cara
berpikir mengenai proses caring, judging dan acting dalam konteks pendidikan.
Suatu model meliputi teori atau sudut pandang mengenai bagaimana manusia
berkembang secara moral dan mengenai sejumlah strategi atau prinsip untuk
membantu perkembangan moral. Dengan demikian suatu model dapat membantu untuk
memahami dan melakukan pendidikan moral.
- Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud Pendidikan Moral?
2. Apa
tujuan Pendidikan Moral?
3. Apa
makna Dasa Darma Pramuka?
4. Apa
pengaruh Dasa Darma Pramuka terhadap pendidikan moral dalam kehidupan sehari-hari?
- Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Moral
2. Untuk
mengetahui tujuan pendidikan Moral
3. Untuk mengetahui makna Dasa Darma Pramuka
4. Untuk mengetahui Pengaruh Dasa Darma Pramuka terhadap
Pendidikan Moral dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan Moral
Pendidikan
moral ditujukan untuk memagari manusia dari melakukan perbuatan yang buruk yang
tidak sesuai dengan norma-norma yang ada baik itu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dalam kurun satu dekade ini, bangsa Indonesia
mengalami kemunduran moral yang sangat hebat, ditandai dengan tingginya angka
freesex atau seks bebas di kalangan remaja, maraknya penggunaan obat-obatan
terlarang, seringnya terjadi bentrokan antar warga, antar pelajar, mahasiswa
dengan aparat, dan lainnya yang biasanya didasari hal-hal sepele, semakin
banyaknya kasus korupsi yang terungkap ke permukaan juga menunjukan degradasi
moral tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa, tetapi juga terjadi
pada para pejabat yang seharusnya menjadi pengayom dan teladan bagi warganya.
Pendidikan
berkarakter moral adalah kunci untuk perbaikan sosial dan kemajuan peradaban
bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai dan kemanusiaan. Harapan dari
pendidikan berkarakter moral adalah tercapainya keseimbangan antara pengetahuan
dan moral. Model pendidikan moral adalah cara berpikir mengenai proses caring,
judging dan acting dalam konteks pendidikan. Suatu model meliputi teori atau
sudut pandang mengenai bagaimana manusia berkembang secara moral dan mengenai
sejumlah strategi atau prinsip untuk membantu perkembangan moral. Dengan
demikian suatu model dapat membantu untuk memahami dan melakukan pendidikan
moral.
Model
pendidikan moral yang kebanyakan digunakan oleh Negara-Negara di dunia
diantaranya ada empat yaitu liberalis-kapitalis, sosialis-komunis, agama, dan
pancasila. Pada model pendidikan moral berbasis liberalis-kapitalis,
nilai-nilai kebaikan dan keburukan masyarakat liberal akan sangat mudah sekali
bergeser. Tergantung pihak mana yang kuat, dan siapa yang bisa membangun opini
di masyarakat. Sistem kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan
pihak-pihak pribadi kaum bisnis swasta. Seluruh keputusan yang menyangkut
bidang produkasi baik itu alam dan tenaga kerja dikendalikan oleh pemilik dan
diarahkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Menurut Dudley Dillard
kapitalisme adalah hubungan-hubungan di antara pemilik pribadi atas alat-alat produksi yang bersifat
nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industry dan sebagainya, yang secara
keseluruhan disebut modal atau capital) dengan para pekerja yang biar pun bebas
namun tak punya modal yang menjual jasa tenaga kerjanya kepada para majikan.
Pada
model pendidikan moral berbasis sosialis-komunis, sosialisme lahir sebagai
reaksi atas krisis sosial akibat industrialisasi dan cara produksi
liberal-kapitalistis di abad ke-19. Prinsip persaingan bebas dalam kapitalisme
menempatkan kaum buruh dalam posisi yang lemah. Menurut ajaran moral
sosialisme, manusia pada dasarnya berwatak sosial dan memiliki rasa
kesetiakawanan sosial atau solidaritas.
Pada
model pendidikan moral berbasis agama, Agama memiliki peran yang amat penting
dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan
Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan
moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Pada
model pendidikan moral berbasis Pancasila (sepeninggal P4), Pancasila dengan
nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya menjadi basis atau bahan utama
dari pendidikan moral dan pendidikan karakter yang merupakan alat untuk
membentuk keperibadian luhur, karakter, dan moral bangsa Indonesia. Pendidikan
moral dan karakter selanjutnya harus diintregasikan atau dimasukkan ke dalam
Sistem Pendidikan Nasional karena akan lebih mudah untuk diawasi kualitasnya
oleh Pemerintah.
B. Tujuan
Pendidikan Moral
Kohlberg
(1971) menekankan tujuan pendidikan moral adalah merangsang perkembangan
tingkat pertimbangan moral siswa. Kematangan pertimbangan moral jangan diukur
dengan standar regional, tetapi hendaknya diukur dengan pertimbangan moral yang
benar-benar menjunjung nilai kemanusiaan yang bersifat universal, berlandaskan
prisip keadilan, persamaan, dan saling terima (Bergling, 1985).
Untuk
tercapainya tujuan pendidikan moral tersebut, Kohlberg menegaskan, konsep
pengembangan pembelajaran yang lebih sesuai adalah melalui imposisi, tidak
menyatakan secara langsung sistem nilai yang konkret. Oleh karena itu,
dianjurkan agar para pendidik di sekolah harus meningkatkan pemahamannya
mengenai hakikat pengembangan moral serta memahami metode-metode komunikasi
moral. Frankena (1971) menyatakan, tugas pendidikan moral adalah menyampaikan
dan mempertahankan moral sosial, meningkatkan moralitas manusia, menjadi agen
pengembang yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir moral secara maksimal.
Lebih khusus Maritain (dalam Frankena, 1971) menegaskan bahwa tujuan pendidikan
moral adalah terbentuknya kejujuran dan kebebasan mental spiritual.
C. Makna
Dasa Darma Pramuka
Dasadarma
adalah ketentuan moral pramuka atau watak pramuka.. Karena itu, Dasadarma
memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar
mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik
Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesama
manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa. Republlik Indonesia adalah Negara
hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan Dasadarma
Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.
Dasa
Darma Pramuka itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi Pramuka Indonesia
yang berisi penjabaran Pancasila, agar para Pramuka dapat mengerti, menghayati,
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Dasadarma yang berarti sepuluh
tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikrar,
ungkapan kata hati). Adapun bunyinya ialah sebagai berikut:
Dasadarma
Pramuka
itu;
1) Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3) Patriot
yang sopan dan ksatria
4) Patuh
dan suka bermusyawarah
5) Rela
menolong dan tabah
6) Rajin,
terampil dan gembira
7) Hemat,
cermat dan bersahaja
8) Disiplin,
berani dan setia
9) Bertanggung
jawab dan dapat dipercaya
10) Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Pengertian
dan makna dari Dasa Darma Pramuka yaitu:
1. Ta:
Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagai
pribadi
yang lemah, kita harus menyembah Tuhan YME. Dia adalah pencipta
yang
ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun
tidak
terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib
menjalankan
perintah-Nya. Contohnya, sebagai muslim mengerjakan salat
lima
kali sehari semalam, membaca Alquran, puasa, dan lain-lain.
2.
Ci: Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
Selain
sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial.
Artinya,
makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman,
bergaul,
bertetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita
memerlukan
bantuan orang lain.
3.
Pa: Patriot yang sopan dan ksatria.
Sebagai
Pramuka,
kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam
bersikap
dan bertutur kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan
pribadi
seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.
4.
Pat: Patuh dan suka bermusyawarah. Dalam
situasi
dan
kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap
aturan
yang berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya
bermusyawarah
dalam mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.
5.
Re: Rela menolong dan tabah. Pramuka
senantiasa
rela
dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan
sebagainya,
dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa
diembel-embeli
oleh sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu
seorang
anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan, tantangan,
halangan,
dan hambatan.
6.
Ra: Rajin, terampil, dan gembira.
Anggota Pramuka
itu
harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia
berada
dalam pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari.
Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam kegiatan,
tetapi
harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah. Dalam
melaksanakan
kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan senang dan
gembira.
7.
He: Hemat, cermat, dan bersahaja. Ada
ungkapan
yang
mengatakan “hemat pangkal kaya”. Betul sekali dengan berhemat,
tidak
menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura untuk
kepentingan
sesaat merupakan awal menjadi orang kaya. Pramuka harus
cermat
dalam pengeluaran uang, memprioritaskan apa yang harus dibeli
atau
didahulukan, dan mana yang tidak perlu janganlah dibeli. Meskipun
ia
kaya, seorang Pramuka jangan sombong di depan orang lain, jangan
angkuh,
bersahaja dalam bergaul.
8.
Di: Disipilin, berani, dan setia.
Anggota Pramuka
harus
hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah,
bermain,
dan sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan
percuma,
tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota Pramuka
harus
berani karena benar, tetapi takut karena salah. Jangan berani karena kesalahan,
beranilah karena kebenaran. Pramuka harus setia terhadap janji setianya karena
itulah nilai-nilai luhur pribadi manusia.
9.
Ber: Bertanggung jawab dan dapat
dipercaya.
Setiap
anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat,
jangan lari, jangan lempar batu sembunyi tangan. Ia harus konsekuen karena ini
adalah modal dari kepercayaan terhadap kita.
10. Suc: Suci dalam pikiran, perkataan, dan
perbuatan.
Inilah pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.
D. Pengaruh
Dasa Darma Pramuka terhadap pendidikan moral
Pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-hari diantara lain sebagai berikut:
1.
Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
Sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari
masing-masing anak didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada
Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis
tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka,
apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan
dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka
hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini,
tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk
melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan
Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai
dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara
atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah
terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala
macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti
tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap
hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret
dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan
lain.
Sebagai
Contoh.
Sikap cinta dan kasih sayang, Setia, patuh,
adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan
dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya
tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya
dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya
terhadap sesamanya.
Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan
ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan
mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam
kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia
dan tabah.
Kalau
anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi
pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian.
Akhirnya,
akan berguna bagi sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini
tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
·
Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah
·
Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari
besar agama.
·
Menghormati orang beragama lain.
·
Menyelenggarakan cermah keagamaan.
·
Menghormati orang tua.
2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia
Pelaksanaan
dalam hidup sehari-hari.
a)
Membawa peserta didik kea lam bebas
kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan,
Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah masing-masing. Hal ini
dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus.
b)
Begitu pula halnya sikap kita terhadap
binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang
untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang
mereka miliki.
c)
Kasih sayang sesama manusia tidak lepas
dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan
pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang
hidup. Di samping itu, perlu membangun
watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain
meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka
sedunia.
d)
Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati
lambat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa
inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang
oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian,
kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3.
Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
a) Membiasakan
dan mendorong anggota Pramuka untuk:
b) menghormati
dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
c) mengenal
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong,
rmah tamah, religious, dan lain-lain.
d) Mencintai
bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
e) Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan
mengamankan Pancasila.
f) Mengenal
adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia
g) Mengutamakan kepentingan umum dari pada
kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang
benar.
h) Membiasakan
diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
i)
Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.
4.
Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
a) Membiasakan
diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan
mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur
perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya, setia mengikuti latihan
membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
b) Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain.
c) Membiasakan
untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
d) Membiasakan
diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan
berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
a) Membiasakan
diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
b) Membantu
menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
c) Memberi
tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
d) Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari
1) Rajin:
a) Biasakan
membaca buku yang baik.
b) Biasakan
untuk membuaat karya tulis.
c) Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
d) Tentukan
jadwal harian yang tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam sehari adalah
layak.
e) Atur
kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan
Pramuka.
f) Membiasakan
untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2)
Bekerja
a) Jelaskan
bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
b) Biasakan bekerja menurut manfaat dan
disesuaikan dengan kemampuan.
c) Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau
menyalahkan orang lain.
d) Hargai
dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
e) Berikan
beban dan tugas yang terus berkembang.
f) Berusaha
untuk bekerja dengan rencana.
g) Bergembiralah
dalam tiap usaha.
h) Selesaikan
setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3)
Terampil
a) Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
b) Latih
terus-menerus.
c) Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
d) Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
e) Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan yang ada.
7.
Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
a) Menggunakan
waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
b) Tidak
ceroboh.
c) Bertindak
dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan
jahat dari luar.
d) Sadar
akan dirinya sebagai suatu pribadi.
e) Berpakaian
yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
f) Meneliti
sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
g) Penggunaan
listrik (siang hari dimatikan).
h) Pengguna
air tidak terbuang percuma.
i)
Memeriksa pekerjaan sebellllum
diserahkan kepada Pembina.
j)
Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
k) Membiasakan
anak belanja kewarung dan pasar dengan teraturi
l)
Memberi anak tanggung jawab untuk tugs
di rumah dan lain-lain.
m) Membiasakan
untuk menabung
n) Bekerja
berdasarkan manfaat dan rencana
8.
Darma kedelapan: Disiplin, berani
dan Setia
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haaaari
a) Berusaha
untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
b) Mentaati
peraaturan.
c) Menjalani
ajaran dari ibadah agama
d) Belajaaar
untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi)
e) Patuh
dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat
dipercaya
Pengertian
dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
Yang
dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka
itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah
maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa,
masyarakat dan keluarga misalnya :
a) Segala
sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
b) Segala
sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab
c) Pramuka
harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau
sulit dilaksanakanny
d) Seorang
Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang
dicari-cari, Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab
yang besar kepadanya.
Yang
dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik
perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
a) Dapat
dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap
anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan
lain-lain.
b) Pramuka
dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang
dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
c) Apabila
ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia
pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d) Dalam
kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa
ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang
tahu atau yang mengawasinya.
e) Selalu
menepati waktu yang sudah ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi
oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10.
Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
pekerti
dan kuat keyakinan beragamanya…”
Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
a) Seorang
Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan
tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
b) Seorang
Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan
diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan
diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak
percaayaan orang lain.
c) Seorang
Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan
diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
d) Setiap
Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu
beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan
Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan
perbuatannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan adalah
Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal
yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi.
Dasadarma adalah ketentuan moral pramuka
atau watak pramuka.. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus
ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi manusia
berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu
menghargai dan mencintai sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.
B.
Saran
Membangun
moral bangsa membutuhkan waktu yang lama
dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah yang diwakili
oleh Kementerian Pendidikan Nasional harus melakukan upaya-upaya untuk
perbaikan kualitas pendidikan terutama menghasilkan insan Indonesia
yang berkarakter. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan yang seperti
di atas, para peserta didik (siswa dan mahasiswa) harus dibekali dengan pendidikan
khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan karakter/akhlak mulia. Di
sinilah mata pelajaran pendidikan agama menjadi sangat penting untuk menjadi
pijakan dalam pembinaan karakter siswa, mengingat tujuan akhir dari
pendidikan agama tidak lain adalah terwujudnya akhlak mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Soegeng A.Y, dkk. 2013. Landasan Pendidikan Karakter. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
Arifudin. 2012. Makna Dasa Darma Pramuka. http://arifudin.wordpress.com/dasa-darma-pramuka-2/. Diunduh pada tanggal 1 mei 2014.
Pusdiklatnas. Bahan
Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar(KMD). 2011. Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Nasioanl (Pusdiklatnas) candradimuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar